Saturday, October 25, 2008

5 PRINSIP FOKUS DI MLM

0 comments

Tarik-menarik antara keinginan untuk fokus atau menjalankan beberapa program bisnis sekaligus memang sering dihadapi para pelaku DS/MLM.
Pemain baru atau yang sudah menjejaki posisi leader, semua bisa terperangkap sindrom supermarket. Tidak fokus dalam bisnis DS/MLM-cepat atau lambat-selalu mendatangkan masalah. Oleh karena itu, cara terbaik dalam menjalankan bisnis DS/MLM adalah dengan fokus pada salah satu perusahaan. Apalagi kalau seorang distributor memiliki visi untuk masuk dalam jajaran top leader di perusahaannya, fokus adalah harga mati. Nah, apa saja prinsip-prinsip untuk fokus? Simak paparan berikut ini:

Batasi Waktunya

Apabila merangkap program bisnis ditujukan untuk mencari bisnis yang paling cocok, dan dilakukan oleh seorang pemain baru, hal itu masih bisa dimaklumi. Akan tetapi, masa mencoba-coba atau mencari itu harus dibatasi. Dan masa coba-coba harus diisi dengan mempelajari sungguh-sungguh beberapa program yang diikuti sekaligus itu. Jika tidak ada pembatasan waktu dan pemanfaatan waktu untuk mempelajari secara serius, maka yang terjadi sesungguhnya adalah pemborosan waktu. Seorang pemain baru bisa terus terombang-ambing dalam menentukan pilihannya. Prinsipnya, setelah merasa sreg, cocok dengan sistem bisnis maupun produknya, merasa mampu menjalankannya, dan yakin akan sukses di sana, segera saja lepas program lainnya dan jangan menengok lagi ke belakang.

Komitmen Fokus

Pada prinsipnya, fokus di sebuah perusahaan DS/MLM adalah sebuah komitmen diri, bukan paksaan perusahaan atau anjuran dari upline (sponsor). Niat atau tekad untuk fokus pada sebuah perusahaan DS/MLM harus datang dari dalam. Dan itu harus berbentuk sebuah komitmen diri, komitmen untuk menjadi seorang top leader melalui suatu usaha keras dan fokus. Komitmen yang datang dari dalam diri jelas akan lebih kokoh dibanding "komitmen" yang dipaksakan dari luar. Komitmen fokus yang dari dalam diri ini bisa ditumbuhkan dan diinternalisasikan berdasarkan ajakan perusahaan, top leader yang sudah sukses, atau dari upline. Jika tidak ada komitmen fokus dari dalam, jangan harap akan pernah ada niat untuk konsentrasi dalam sebuah program bisnis dalam jangka waktu yang lama.

Law of Dicstraction

Membagi konsentrasi, perhatian, dan usaha sungguh bukanlah hal yang mudah. Seseorang tidak bisa memberikan energinya pada dua hal atau lebih dengan intensitas dan kekuatan yang sama persis. Pasti ada satu hal yang dominan dan yang lain hanya parsial.

Apabila konsentrasi, perhatian, dan usaha terpecah, maka curahan energi yang terbagi ke masing-masing hal itu pasti tidak sekuat curahan pada sesuatu yang terfokus pada satu titik. Tarik-menarik curahan energi pasti akan selalu terjadi dan ini menjadi variabel yang melemahkan saluran-saluran energi. Alhasil, tidak akan ada hasil maksimal, baik pada salah satu bidang maupun pada semuanya. Pendek kata, harus disadari sejak awal bahwa orang sulit memperoleh hasil optimal apabila sumber dayanya terpecah-pecah alias tidak fokus.

Fokus adalah Leadership

Kefokusan pada sebuah program bisnis-dalam konteks bisnis DS/MLM-memiliki implikasi nilai tertentu. Fokus sendiri adalah soal kepemimpinan dan kepemimpinan haruslah fokus. Artinya, apabila seorang leader tidak berhasil menunjukkan kefokusannya, maka kekuatan kepemimpinannya akan tergerogoti. Jaringan yang dikembangkan akan mengalami konflik nilai di dalam. Cepat atau lambat akan muncul pertanyaan dan gugatan, terlebih bila si leader yang tidak fokus ini malah menganjurkan jaringannya untuk fokus. Apabila tidak ada konsistensi-yang terproduksi karena sindrom supermarket atau ketidakfokusan-maka leadership pun sebenarnya sudah kehilangan fungsinya. Organisasi bisnis yang dipimpin oleh leader seperti ini pasti tidak solid, tidak optimal produktivitasnya, dan usianya tidak panjang.

Sejarah Membuktikan

Fakta menunjukkan, para top leader di bisnis DS/MLM adalah orang-orang yang sangat fokus pada sebuah program bisnis. Mereka menginvestasikan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membuat pilihan tersebut serta bertekun di dalamnya. Para top leader ini tahu persis, bahwa ada potensi-potensi masalah-internal jaringan maupun dalam hubungannya dengan perusahaan-yang bisa meledak di kemudian hari apabila seseorang tidak berkomitmen untuk fokus pada sebuah bisnis. Sejarah juga membuktikan, tidak ada distributor supermarket yang berhasil meraih posisi top leader dan eksis di posisi top tersebut dalam jangka waktu lama. Sejarah juga membuktikan, hanya mereka yang fokus saja yang akhirnya menjadi top leader yang disegani, dihormati, dan diteladani oleh anggota jaringan. Bahkan penghormatan itu bisa datang dari luar keluarga besar perusahaannya.(ez)


Dari bulletin APLI Juli-Sept 06, semoga bermanfaat.



Blog Archive